Nama: Revan Wicaksono
NPM: 19414119
Kelas: 3IB02
Induktansi Diri
Macam-macam Kumparan |
Induktansi Diri adalah Apabila arus berubah melewati suatu
kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks magnetik di dalam
kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan. Ggl
terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika arus yang
melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl
dengan arah arus yang berlawanan dan cenderung untuk memperlambat
kenaikan arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ggl induksi ε sebanding
dengan laju perubahan arus yang dirumuskan :
dengan I merupakan arus sesaat, dan
tanda negatif menunjukkan bahwa ggl yang dihasilkan berlawanan dengan
perubahan arus. Konstanta kesebandingan L disebut induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H), yang didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan besarnya induktansi
suatu rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila arus
listrik di dalam rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu
ampere per detik.
Induktansi Bersama
Perubahan arus pada salah satu kumparan akan menginduksi arus kumparan lain |
Induktansi bersama ialah Apabila dua kumparan saling berdekatan,
seperti pada gambar diatas, maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah
kumparan akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari
kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan tersebut. Menurut
Hukum Faraday, besar ggl ε2 yang diinduksi ke kumparan
tersebut berbanding lurus dengan laju perubahan fluks yang melewatinya.
Karena fluks berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε2 harus sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan :
Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama. Nilai M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya. Induktansi bersama
mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang fisikawan asal AS, Joseph
Henry (1797 – 1878). Pada situasi yang berbeda, jika perubahan arus
kumparan 2 menginduksi ggl pada kumparan 1, maka konstanta pembanding
akan bernilai sama, yaitu :
Induktansi bersama
diterapkan dalam transformator, dengan memaksimalkan hubungan antara
kumparan primer dan sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks
melewati kedua kumparan tersebut. Alat pemacu jantung, untuk menjaga
kestabilan aliran darah pada jantung pasien merupakan salah satu contoh
alat yang menerapkan induktansi bersama.
Rangkaian Penala (Tuner)
Tuner, atau Penala berfungsi untuk
memilih kanal / stasiun dengan cara merubah gelombang radio yang diterima
antena menjadi signal IF (Intermediate Frequency). Didalam Tuner
terdapat 3 rangkaian utama, yaitu :
(1) Penguat frekuensi tinggi / Penguat RF (RF
Amplifier)
(2) Pencampur (Mixer)
(3) Osilator lokal (Local
Oscillator).
Penguat Frekuensi Radio (Penguat RF)
Penguat frekuensi tinggi, seperti namanya, berguna untuk menguatkan sinyal
frekuensi radio yang diterima oleh antena. Penguat RF ini harus memiliki
karakteristik penguatan yang merata pada seluruh bidang frekuensi dan memiliki
perbedaan penguatan antar kanal yang sekecil mungkin. Karena rasio S/N
(perbandingan sinyal terhadap noise) ditentukan oleh penguat RF ini,
maka penguat RF harus memiliki penguatan (gain) yang cukup besar, tetapi
juga harus tetap menghasilkan distorsi yang kecil jika ternyata gelombang yang
diterima sudah cukup besar, untuk itulah maka ditambahkan rangkaian kontrol
penguatan otomatis (AGC / Automatic Gain Control) yang diumpan-balik kan
pada rangkaian RF ini.
Pencampur (Mixer)
Pencampur (Mixer)
Fungsi mixer adalah mencampur gelombang radio yang diterima antena yang telah
dikuatkan oleh Penguat RF dengan keluaran osilator lokal sehingga diperoleh
signal IF (intermediate frequency) yang merupakan selisih dari kedua
frekuensi yang dicampur tersebut. Frekuensi pembawa sinyal yang dikeluarkan
rangkaian mixer ini adalah dibuat tetap sebesar 38,9 Mhz yang merupakan
frekuensi pembawa gambar yang didalamnya juga terdapat sinyal singkronisasi dan
frekuensi sebesar 33,4 Mhz yang merupakan frekuensi pembawa suara.
Osilator Lokal (Local Oscillator)
Fungsi osilator lokal adalah membangkitkan frekuensi yang nantinya dicampur
dengan frekuensi yang diterima antena sehingga didapat frekuensi IF, frekuensi
osilator lokal dapat diubah-ubah sesuai dengan kanal / saluran yang
dipilih.Osilator lokal harus sangat stabil, karena jika osilator lokal mudah
tergeser maka gambar dan suara tidak dapat direproduksi dengan sempurna. Untuk
mendapatkan ke-stabilan ini maka ditambahkan rangkaian kontrol AFT (Automatic
Frequency Tuning) atau AFC (Automatic Frequency Control) yang
berguna untuk mendeteksi penggeseran frekuensi pembawa sinya IF gambar yang
kemudian di umpan-balikkan ke osilator lokal, sehingga osilator lokal
di-stabilkan oleh tegangan umpan-balik tersebut (tegangan AFT / AFC).
Trafo frekuensi rendah bekerja pada
frekuensi audio (20Hz-20KHz) atau frekuensi diatasnya yang masih termasuk
frekuensi rendah. Ciri khas trafo yang bekerja pada frekuensi rendah umumnya
menggunakan inti besi yang lunak, khususnya pada range frekuensi audio. Contoh trafo frekuensi rendah yaitu Trafo
Adaptor dan Trafo Output/Input.
- Trafo Frekuensi Menengah
Karena termasuk trafo frekuensi
menengah maka jenis trafo ini disebut dengan Trafo IF (Intermediate Frequncy), dan sesuai namanya trafo ini hanya bekerja
pada frekuensi menengah. Umumnya trafo jenis ini digunakan untuk radio sebagai
penerima frekuensi AM/FM. Di dalam trafo ini sudah terdapat lilitan baik primer
maupun sekunder yang dirangkai dan di-paralel dengan kapasitor khusus guna
keperluan frekuensi menengah untuk menciptakan rangkaian resonansi L-C.
Frekuensi pada trafo ini sudah
ter-standarisasi frekuensi menengah yaitu 455KHz untuk keperluan Amplitudo
Modulation (AM). Sedangkan untuk keprerluan Frequency Modulation(FM) juga sudah terstandarisasi frekuensi menengah
yaitu 10,7MHz.
Sesuai namanya trafo ini bekerja
pada fekuensi tinggi. Trafo frekuensi tinggi banyak digunakan untuk kebutuhan
pembangkitan frekuensi (osilator), Flyback (rangkaian televisi tabung), atau
lilitan resonansi. Trafo frekuensi tinggi yang digunakan untuk osilator lebih
populer dengan sebutan spul osilator. Sedangkan lilitan osilator yang sering
digunakan biasanya osilator Hartley dan Coolpits.
Disamping itu pada frekuensi
tinggi, trafo jenis ini juga sering digunakan untuk trafo resonansi. Trafo
resonansi sendiri banyak digunakan untuk penyesuaian impedansi antara pemancar
dan antena. Oleh karena itu trafo resonansi juga disebut dengan spul antena. salah satu contoh trafo frekuensi tinggi yaitu, Trafo Switching
Trafo switching merupakan salah satu komponen trafo yang digunakan pada powersupply yang menggunakan teknologi switching. power supply jenis ini menggunakan sistem pembangkitan frekuensi tinggi yang mempunyai efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan power supply biasa yang masih menggunakan trafo frekuensi rendah
Sumber:
http://www.hoo-tronik.com/2016/06/jenis-trafo-dan-fungsinya-jenis-jenis.html
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2014/06/pengertian-induktansi-diri-dan-induktansi-bersama-contoh-soal-induktor-jawaban-gaya-gerak-listrik-ggl-kumparan-solenoida-toroida-energi-penerapan.html
http://alhayatfalah.blogspot.co.id/2015/01/memahami-tentang-tuner-tipe-tipe-tuner.html