Senin, 23 April 2018
Rabu, 11 April 2018
ADSL, SDSL, Hotspot, WiFi
ADSL, SDSL, Hotspot, WiFi
1. ADSL
ADSL (Asymmetric Digital Subscribers
Line) atau kebalikannya SDSL/DSL (Symmetric Digital Subscribers Line) adalah
terminologi suatu penyedia layanan akses internet atau ISP melalui kabel
tembaga (kabel telepon) yang dapat mentransmisikan data dengan cepat yang
tinggi dan memiliki sifat asimetrik, sifat asimetrik maksudnya bahwa data
ditransferkan dengan kecepatan berbeda dari satu sisi ke sisi lainnya..
Perbedaannya yang mendasar adalah pada kecepatan download dan upload, atau
dengan kata lain kecepatan data dari dan menuju komputer Anda per detiknya
Teknologi ADSL dapat
mengirimkan data dengan kecepatan tinggi, antara 1.5 Mbps s/d 8 Mbps untuk arah
dari sentral ke pelanggan atau disebut dengan Downstream dan 16 Kbps s/d 640
Kbps untuk arah pelanggan ke sentral atau disebut dengan Upstream. Dengan ADSL
inilah sehingga dapat mengirimkan layanan interaktif multimedia dengan
menggunakan jaringan akses kabel tembaga. Jadi dapat disimpulkan Fungsi dari
ADSL yaitu suatu teknologi dalam komunikasi data yang digunakan untuk
mentransfer data dan dapat digunakan untuk keperluan internet, yang secara
fisik menggunakan line telepon
Kelebihan dan kekurangan
ADSL
Beberapa kelebihan ADSL,
diantaranya yaitu:
- Memiliki pembagian frekwensi menjadi 2 (dua) macam diantaranya frekwensi tinggi untuk mengantarkan data dan frekuensi rendah untuk menghantarkan suara maupun fax
- Untuk di Indonesia pelanggan yang menggunakan Speedy, maka ADSL membuat kegiatan ber-Internet menjadi lebih hemat. Sehingga dapat melakukan akses internet tanpa mengkhawatirkan tagihan yang terlalu mahal.
- Layanan komunikasi antara data dan suara diberikan melalui 2 (dua) kanal yang memang terpisah akan tetapi tetap pada satu kabel yang sama.
- Koneksi ADSL selalu tersambung dengan internet setiap saat dan telepon tetap dapat digunakan kapan saja. dan kecepatan internet yang selalu stabil.
Beberapa kekuranga ADSL,
diantaranya yaitu:
- Jarak dapat berpengaruh pada kecepatan pengiriman data. Semakin jauh jarak antara modem dengan komputer atau saluran telepon dengan gardu telepon, maka akan berpengaruh pada kecepatan dalam menakses internet.
- Adanya load coils yang digunakan untuk memberi layanan ke plosok-plosok daerah, sehingga load coils akan menggeser frekwensi suara ke frekwensi yang biasanya digunakan ADSL. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya interfensi maupun ketidak cocokan jalur pada ADSL.
- Adanya bridge tap yang merupakan kabel tidak berada pada jalur langsung antara pelanggan dengan CO. Jadi bridge tap dapat menimbulkan noise yang nantinya dapat mengganggu kinerja dari ADSL.
- Karena seiring berkembangnya jaman penggunaan kabel fiber optik pada saluran telepon digital sudah mulai digunakan. Hal ini tidak sesuai dengan sistem teknologi ADSL yang masih menggunakan saluran analog (kabel tembaga), sehingga pada saat ini masih cukup sulit mengirimkan sinyal melalaui kabel fiber optik.
- Kecepatan koneksi modem ADSL hingga saat ini masih sangat tergantung dengan tiang telepon atau DSLAM dan tidak semua sistem operasi komputer dapat menggunakan ADSL.
2. SDSL
Symmetric Digital Subscriber
Line adalah layanan akses Internet kecepatan tinggi dengan pencocokan upstream
dan downstream kecepatan data. Artinya, data dapat dikirim ke Internet dari
mesin klien atau diterima dari Internet dengan ketersediaan bandwidth yang sama
di kedua arah. Dari fitur ini kita bisa tahu bahwa layanan ini sangat baik dari
segi kecepatan.
SDSL menggunakan frekuensi
digital dalam perjalanan lintas telepon untuk mengirim dan menerima data. Bila
menggunakan saluran telepon untuk SDSL, line telepon dan faks harus dihentikan.
Oleh karena itu line khusus, atau tambahan diperlukan untuk layanan SDSL. Ini
berbeda dari ADSL, yang “menyisakan ruang” untuk kedua peralatan telepon analog
standar dan sinyal digital, sehingga seseorang dapat berbicara di telepon atau
menggunakan mesin fax saat online.
Layanan SDSL adalah layanan
“always on”, yang berarti bahwa komputer ini aktif terhubung ke Internet. Jika
komputer aktif, koneksi internet akan terus aktif. SDSL memerlukan layanan
modem SDSL, biasanya diberikan oleh penyedia layanan Internet. Modem SDSL
kemungkinan akan membutuhkan same-vendor peralatan di LAN, DSL atau chipset.
Selain bisnis, SDSL juga
dapat melayani individu yang membutuhkan kecepatan upload tinggi. Berbagi
jaringan komputer misalnya, telah menjadi sangat populer, dan dengan itu
kebutuhan untuk program upload dan file – file sering sangat besar. SDSL adalah
pilihan yang baik untuk berbagi jaringan kelas berat, selama pengguna memiliki
saluran telepon lain untuk mendedikasikan ke layanan tersebut atau memilih
untuk menghentikan layanan telepon saat online.
SDSL tidak tersedia di semua
area dan kecepatan mungkin bervariasi tergantung pada jarak fisik Anda dari hub
lokal. SDSL juga lebih mahal daripada ADSL, tapi juga mempunyai beda bagi
mereka yang menuntut kebutuhan prima.
Kelebihan dan Kekurangan
SDSL:
Keuntungan:
- Bandwidth yang disalurkan simetrik dalam artian kecepatan upload dan download sama sesuai paket layanan yang pelanggan pilih sebelumnya.
- Delay rendah.
- Tidak bergantung dan tidak menggangu pada saluran telepon yang ada.
- Sistem point to point antara ISP dengan Pelanggan, sehingga secara teknis bandwidth tidak terbagi (ini juga tergantung kebijakan dari ISPnya).
Kerugian:
- Jika tidak menggunakan sistem anti petir (grounding -red) yang baik maka akan boros modem (terkena petir terus).
- Kabel diputus orang lain.
- Modemnya lebih mahal dari modem ADSL.
- Hanya dapat digunakan pada saluran sepanjang 10 kft.
3. Hotspot
Hotspot adalah sebuah
wilayah terbatas yang dilayani oleh satu atau sekumpulan access point wireless
LAN standar 802.11a/b/g. Dimana pengguna (user) dapat masuk ke dalam access
point secara bebas dan mobile menggunakan perangkat seperti laptop atau PDA dan
sejenisnya. Jaringan nirkabel ini menggunakan radio frekuensi untuk melakukan
komunikasi antara perangkat komputer dengan access point, dimana pada dasarnya
berupa penerima dua arah yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz dan 5.4 GHz. (Onno
W. Purbo, 2005).
Pada umumnya peralatan wifi
hotspot menggunakan standarisasi IEEE 802.11b atau IEEE 802.11g dengan
menggunakan beberapa level keamanan seperti WEP atau WPA. Perangkat laptop
sudah banyak dilengkapi dengan adapter IEEE 802.11b atau IEEE 802.11g. Akan
tetapi dapat juga digunakan peralatan wireless dalam bentuk PCMCIA atau
USB.
4. WiFi
Menurut Priambodo dan
Heriadi (2005) komunikasi tanpa kabel/nirkabel (Wireless) telah menjadi
kebutuhan dasar atau gaya hidup baru masyarakat informasi. LAN nirkabel yang
lebih dikenal dengan jaringan Wi-Fi menjadi teknologi alternatif dan relatif
lebih mudah untuk diimplementasikan di lingkungan kerja seperti laboratorium
komputer dan sebagainya. Instalasi perangkat jaringan WiFi lebih fleksibel
karena tidak membutuhkan penghubung kabel antar komputer. Komputer dengan WiFi
device dapat saling terhubung yang hanya membutuhkan ruang atau space dengan
syarat jarak jangkauan dibatasi kekuatan pancaran sinyal radio dari
masing-masing komputer.
WiFi atau Wireless Fidelity
adalah salah satu standar wireless networking tanpa kabel, hanya dengan
komponen yang sesuai dapat terkoneksi ke jaringan. Teknologi WiFi memiliki
standar, yang ditetapkan oleh sebuah institusi internasional yang bernama institute
of electrical and electronic engineers (IEEE) yang secara umum sebagai berikut:
- Standar IEEE 802.11a yaitu WiFi dengan frekuensi 5Ghz yang memiliki kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan 300m
- Standar IEEE 802.11b yaitu WiFi dengan frekuensi 2,4Ghz yang memiliki kecepatan 11 Mbps dan jangkauan jaringan 100m
- Standar IEEE 802.11g yaitu WiFi dengan frekuensi 2,4Ghz yang memiliki kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan 300m
Sumber:
OSI Layer
Nama: Revan Wicaksono
NPM: 19414119
Kelas: 4IB02
OSI LAYER
OSI atau Model Open Systems
Interconnection diciptakan oleh International Organization for Standardization
(ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi
data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri
komputer agar komputer dapat
berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Model layer OSI dibagi
menjadi dua grup : upper layer dan lower layer. Upper layer difokuskan pada
aplikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Sedangkan Lower
layer adalah intisari dari komunikasi data melalui jaringan aktual yang
berkaitan dengan network atau jaringan, data flow atau bagaimana data mengalir.
Tujuan utama penggunaan
model OSI adalah untuk membantu desainer
jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan
aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protoklol jaringan dan metode
transmisi. Model dibagi menjadi 7 layer, dengan karakteristik dan fungsinya
masing-masing. Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya
maupun dibawahnya secara langsung melalui serentetan protokol dan standard.
Model OSI terdiri dari 7 layer :
1. Application
2. Presentation
3. Session
4. Transport
5. Network
6. Data Link
7. Physical
1. Application
Application layer
menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna, layer ini bertanggung jawab atas
pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail dan service
lain yang berjalan di jaringan seperti server printer atau aplikasi komputer
lainnya. Berfungsi sebagai antarmuka atau interface dengan aplikasi dengan
fungsionalitas jaringan. Mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan,
dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan
ini adalah HTTP, FTP, SMTP dan NFS.
2. Presentation
Presentation layer bertanggung jawab atas bagaimana data
dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi formasi teks ASCII
untuk dokumen, .GIF dan .JPG untuk gambar layer ini membentuk kode konversi,
translasi data, enkripsi dan konversi. selain itu layer ini berfungsi untuk
mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi kedalam format
yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protocol yang berada dalam level
ini adalah perangkat lunak director
(redictor Software). Seperti layanan workstation (dalam Windows NT) dan juga
Network Shell ( semacam Virtual Network Computing) (VNC) atau Remote Dekstop
Protocol (RDP).
3. Session
Session layer menentukan bagaimna dua terminal menjaga,
memelihara dan mengatur koneksi. Bagaimna mereka saling berhubungan satu sama
lain. Koneksi di layer disebut “session”. Session Layer berfungsi untuk mendefinisikan
bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara atau di hancurkan. Selain itu, di
level ini juga dilakukan resolusi nama.
4. Transport
Transport layer bertanggung jawab membagi data menjadi
segmen, menjaga koneksi logika “end – to
– end” antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error handling).
Transport ini Berfungsi untuk memecahkan data kedalam paket-paket tersebut
sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan yang telah diterima. Selain
itu, pada level ini juga membuat tanda bahwa paket diterima dengan sukses
(acknowledgement) dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di
tengah jalan.
5. Network
Network layer bertanggung jawab menentukan alamat
jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, menjaga antrian
tafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk “Paket”. Network ini berfungsi
untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat Header untuk paket-paket dan
kemudian melakukan routing melalui internet-working dengan menggunakan router
dan switch layer 3.
6. Datalink
Data link layer menyediakan
link untuk data. Memaketkan-nya menjadi frame yang berhubungan dengan “hardware”
kemudian diangkut melalui media komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur
komunikasi layer physical antara system koneksi dengan penaganan error.
Datalink ini berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokan
menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi
koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat keras seperti halnya di Media Access Control Address
(MAC Address), dan menetukan bagaimna perangkat perangkat jaringan seperti hub,
bridge, repeater dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi
level; ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan
lapisan Media Access Control (MAC).
7. Physical
Physical layer bertanggung jawab atas proses data menjadi
bit dan mentransfernya melalui media (seperti kabel) dan menjaga koneksi fisik
antar system. Physical ini berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi
jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti
halnya Ethernet atau token Ring), topologi jaringan dan pengkabelan. Selain
itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC)
dapat berinteraksi dengan media kabel
atau radio
.
Sumber:
https://www.scribd.com/doc/231882916/MAKALAH-OSI-LAYER-pdf
http://irianto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/16422/MODEL+JARINGAN+7+OSI+LAYER.pdf
http://irianto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/16422/MODEL+JARINGAN+7+OSI+LAYER.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)